![]() |
Pembukaan kegiatan Pembekalan KKN Institut Agama Islam (IAI) Yapnas Jeneponto. (Dok. Tebarnews.com/ist) |
Institut Agama Islam (IAI) Yapnas Jeneponto kembali menunjukkan komitmennya dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan aplikatif sebelum diterjunkan ke masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Selama dua hari penuh, kampus ini mengadakan pembekalan KKN yang menghadirkan sejumlah pemateri dengan topik-topik aktual, mulai dari pemberdayaan potensi lokal hingga penguatan moderasi beragama.
Kegiatan pembekalan ini dirancang sebagai wadah penguatan kapasitas mahasiswa agar lebih siap dalam merancang dan menjalankan program kerja di lokasi KKN. Sejumlah materi yang diberikan mencakup pemetaan wisata di setiap kecamatan, optimalisasi potensi desa, hingga penerapan kursus bahasa asing yang meliputi bahasa Inggris dan bahasa Arab. Melalui materi ini, mahasiswa diharapkan mampu membantu desa-desa di Jeneponto untuk membuka peluang wisata baru sekaligus meningkatkan daya saing masyarakat melalui penguasaan bahasa global.
Tak hanya itu, mahasiswa juga diperkenalkan dengan percobaan sederhana berbasis sains yang bisa diaplikasikan di sekolah-sekolah desa sebagai metode pembelajaran kreatif. Sementara itu, sesi penyusunan laporan KKN menjadi perhatian khusus, mengingat kualitas laporan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan mahasiswa dalam menjalankan pengabdian di masyarakat.
Hal menarik lainnya adalah sosialisasi pembuatan miniatur rumah ibadah yang dirancang sebagai objek wisata edukatif. Program ini tidak hanya bernilai seni dan budaya, tetapi juga menjadi simbol kuat dalam mengedepankan moderasi beragama, yaitu menanamkan nilai toleransi, saling menghargai, dan hidup rukun di tengah keberagaman.
Luaran dari kegiatan pembekalan ini cukup signifikan. Mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan peta potensi wisata di setiap kecamatan yang bisa dimanfaatkan pemerintah daerah dan masyarakat sebagai bahan pengembangan ekonomi lokal. Di sisi lain, kursus bahasa asing akan meningkatkan keterampilan komunikasi masyarakat desa, terutama bagi generasi mudanya, sehingga lebih siap menghadapi persaingan global. Percobaan sains sederhana yang diajarkan diharapkan mampu menumbuhkan minat belajar anak-anak di desa, sementara miniatur rumah ibadah bisa menjadi daya tarik wisata baru sekaligus sarana edukasi multikultural.**
Dengan rangkaian materi yang komprehensif ini, IAI Yapnas Jeneponto berharap KKN bukan hanya menjadi rutinitas akademik, melainkan momentum nyata mahasiswa untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan desa, memajukan potensi lokal, serta memperkokoh nilai kebersamaan di tengah masyarakat yang beragam.