![]() |
| Kepala UPT SPF SD Inpres Kelapa Tiga I, Hj Nahidha Mallapiang mencatatkan prestasi membanggakan setelah membawa sekolahnya meraih Adiwiyata Nasional 2025. (Ist) |
Kepala UPT SPF SD Inpres Kelapa Tiga I, Hj Nahidha Mallapiang mencatatkan prestasi membanggakan setelah membawa sekolahnya meraih Adiwiyata Nasional.
Nahidha Mallapiang menerima penghargaan di bidang lingkungan hidup itu dalam acara Penganugerahan Adiwiyata 2025 yang digelar di Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis, 11 Desember 2025.
"Alhamdulillah sekolah kami berhasil raih Adiwiyata Nasional, berkat dukungan dan kolaborasi para guru, orangtua, siswa, dan pemangku kepentingan lain. Terima kasih atas semua bantuannya," kata Nahidha melalui pesan WhatsApp.
Atas keberhasilannya itu, SD Inpres Kelapa Tiga I mendapat sertifikat yang ditandatangani Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof Dr Abdul Mu'ti, M.Ed.
SD Inpres Kelapa Tiga I merupakan salah satu dari 9 Sekolah Dasar di Kota Makassar yang meraih Adiwiyata Nasional tahun ini. Selain SD Inpres Kelapa Tiga I, sekolah-sekolah di Makassar peraih Adiwiyata Nasional 2025, yakni SD Inpres Kassi-Kassi, SD Pongtiku II, SD Minasa Upa, SD IKIP Bara-baraya II, SD Mangkura IV, SD Mangasa, SD Kompleks IKIP I, dan SD Sudirman III.
Sedangkan UPT SPF SDN Mangkura 1, berhasil meraih predikat Adiwiyata Mandiri.
Penghargaan kepada peraih Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup, Dr Hanif Faisol Nurofiq, kepada 10 sekolah asal Makassar tersebut.
Piagam diterima oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Achi Soleman, didampingi para kepala sekolah penerima penghargaan, mewakili Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin.
“Penghargaan ini menjadi bukti nyata kerja keras seluruh pihak, mulai dari Pemerintah kota, guru, murid, hingga orang tua dalam membangun budaya peduli lingkungan di sekolah-sekolah Makassar,” ujar Achi, usai menerima penghargaan.
Pengharagaan ini jadi bukti keberhasilan Pemerintah Kota Makassar, di bawah pimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham.
Komitmen kota ini dalam mendorong pendidikan berwawasan lingkungan tentu saja berbuah manis lewat penghargaan tersebut.
Prestasi ini semakin menegaskan bahwa sekolah-sekolah di Makassar terus bergerak maju dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.
Achi Soleman, mengungkapkan syukur atas prestasi tersebut. Ia menyebut, penghargaan Adiwiyata merupakan bentuk pengakuan pemerintah pusat terhadap sekolah-sekolah di Makassar.
“Kita bersyukur, ada 10 Sekolah, telah berhasil mewujudkan lingkungan belajar yang peduli dan berbudaya lingkungan kita,” ujarnya.
Secara nasional ada 258 sekolah penerima Adiwiyata Mandiri dan 752 Adiwiyata Nasional. Ini menunjukkan bahwa gerakan sekolah berbudaya lingkungan terus berkembang dan melibatkan seluruh warga sekolah dalam pembangunan berkelanjutan.
“Dengan adanya 10 sekolah yang meraih penghargaan, kami berharap ini menjadi motivasi bagi sekolah-sekolah lain untuk juga bisa masuk dalam kategori Adiwiyata Mandiri maupun Nasional,” kata Achi.
Achi menegaskan bahwa capaian Adiwiyata tidak diraih secara instan. Sekolah harus menunjukkan program lingkungan yang konsisten, terukur, dan berkelanjutan.
Beberapa aspek penilaian yang menjadi tolok ukur antara lain. Pelaksanaan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Program pengolahan daur ulang, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pengomposan dan pemilahan sampah.
Kemudian, penanaman pohon, tanaman obat, dan tanaman hias, edukasi dan pembelajaran terkait pengelolaan lingkungan, kebersihan sanitasi dan drainase sekolah, serta penghijauan serta pelestarian tanaman.
Dia menambahkan, sekolah harus menunjukkan praktik baik yang dievaluasi secara konsisten. Pengelolaan sampah, pemilahan, pengomposan, hingga penggunaan kembali harus betul-betul berjalan.
“Begitu pula sanitasi, drainase, kebersihan, dan penghijauan,” imbuh mantan Kadis DP3A Kota Makassar.
Menurut Achi, sepuluh sekolah yang meraih penghargaan tahun ini dapat menjadi role model bagi sekolah lainnya di Makassar dalam mengembangkan budaya peduli lingkungan.
Dikatakan, bukan penghargaan yang diburu, tetapi konsistensi dalam pengelolaan dan isu lingkungan di tahun akan datang.
“Bumi ini diwariskan kepada anak-anak kita. Jadi bagaimana mereka belajar mengelola lingkungan dengan sebaik mungkin, itulah yang utama,” jelasnya.
Lanjut dia, untuk tahun ini jumlah peraih Adiwiyata di Makassar meningkat signifikan.
Dengan capaian ini, Kota Makassar semakin menegaskan komitmennya untuk terus mendorong budaya peduli lingkungan di sektor pendidikan serta memastikan sekolah menjadi ruang pembelajaran yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkelanjutan.
“Ini adalah langkah nyata untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik dari sebelumnya. Semoga menjadi awal yang baik untuk pengelolaan isu lingkungan di sekolah di Makassar,” tukasnya. (*)


