| Iwan Azis menyampaikan pandangannya soal pemilihan RT/RW dalam obrolan bersama Mustam Arif, aktivis LSM dan jurnalis, dan Rusdin Tompo, penulis buku, di Warkop Azzahrah, Jalan Abdullah Daeng Sirua, Sabtu, 15 November 2025. (Ist) |
Tokoh masyarakat Kelurahan Karangpuang, Kecamatan Panakkukang Kota Makassar, AB Iwan Azis, menyatakan pada dasarnya masyarakat siap mendukung pelaksanaan Pemilu Raya RT/RW se-Kota Makassar. Namun, diingatkan agar sosialisasi pelaksaan pemilihan RT/RW ini perlu terus dilakukan supaya partisipasi masyarakat tinggi dan kualitas pesta demokrasi akar rumput ini berjalan baik.
"Kondisi pemilihan RT/RW kali ini agak berbeda dengan sebelumnya, sehingga sosialisasinya perlu lebih massif dan efektif," terang Iwan Azis, yang lebih 40 tahun menjadi Ketua RW.
Diakui bahwa memang ada sossialisasi yang dilakukan Pemkot Makassar di media massa cetak dan online. Hanya saja, menurutnya, pada level masyarakat sosialisasi itu tidak cukup terasa.
Iwan Azis menyampaikan pandangannya soal pemilihan RT/RW dalam obrolan bersama Mustam Arif, aktivis LSM dan jurnalis, dan Rusdin Tompo, penulis buku, di Warkop Azzahrah, Jalan Abdullah Daeng Sirua, Sabtu, 15 November 2025.
Iwan Azis yang saat ini masih jadi Pjs Ketua RW 003, Kelurahan Karangpuang, memaparkan dahulu proses menjadi Ketua RT dan Ketua RW sepenuhnya dari bawah.
Calonnya muncul berdasarkan aspirasi warga setempat, kemudian dilakukan pemilihan. Mereka yang terpilih sebagai Ketua RT dan RW memiliki ketokohan yang diakui masyarakatnya.
Sekarang sistemnya dibuat, sehingga siapa saja yang memenuhi syarat administratif, bisa ikut bersaing. Ada aturan baku terkait pemilihan yang mesti diikuti dan menjadi acuan.
Menariknya, kata Iwan Azis, berkaitan dengan pemilihan di wilayah RT/RW yang ada asrama polisi atau tentaranya. Berdasarkan ketentuan yang ada, mekanismenya dibuat agak berbeda.
Pasalnya, khusus pemilihan di asrama polisi dan militer ini, ketua RT/RW terpilih ditentukan oleh komandan asramanya. Namun, ada usulan agar pemilihan dilakukan sebagaimana mekanisme demokrasi yang diberlakukan oleh Pemkot Makassar tanpa membedakan asrama polisi/militer dan warga sipil.
"Mestinya mekanisme pemilihan ini dibuat sama. Sebab asrama polisi dan militer, bisa saja berada dalam satu RT, atau RT-nya berada di luar asrama," terang Iwan Azis, yang berlatar belakang jurnalis, seniman, dan pengusaha reklame itu.
Dia lantas mencontohkan, bagaimana semangat kebersamaan dan kemanunggalan ABRI dan rakyat yang diusung Jenderal TNI M Jusuf, saat memegang tongkat komando sebagai Menhankam/Panglima ABRI. Aspek kesetaraan dan kesamaan di depan hukum dan pemerintahan ini perlu diperhatikan.
Karena itu, pria yang masih tampak enerjik di usia 79 tahun tersebut menyarankan agar semua kelurahan mesti mengambil inisiatif dan proaktif. Sosialisasi Pemilu Raya RT/RW se-Kota Makassar harus terus digenjot karena akan jadi momentum bagi pembangunan demokrasi, bukan saja bagi kota ini tetapi juga bagi Indonesia.
"Kita berharap, pada hari H nanti, di tanggal 3 Desember 2025, akan jadi momen bagi terpilihnya Ketua RT/RW yang punya legitimasi kuat di masyarakat, yang sekaligus akan jadi modal sosial bagi penguatan pembangunan kota ini di masa mendatang," pungkas Iwan Azis optimis. (*)


