![]() |
Yosua Thomas Dolmo (berdiri) saat membacakan tulisannya dalam kegiatan Workshop Menulis Kreatif Fiksi dan Non Fiksi, bertema, "Menulis Sebagai Eksistensi dan Legacy", Senin, 13 Oktober 2025. (Ist) |
Oleh Yosua Thomas Dolmo
(Mahasiswa STIE Nusantara)
Nama saya Yosua Thomas Dolmo, biasanya dipanggil Cua. Usia saya 21 tahun. Seorang mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nusantara Prodi Akuntansi semester 1. Hobby saya ada dua, yaitu membaca komik yang berasal dari Korea Selatan atau yang biasa disebut manhwa dan bermain alat musik cajon.
Suasana pagi ini, Senin, 13 Oktober 2025, terasa indah dan cerah. Dengan riang kuawali langkah kakiku berjalan ke luar rumah untuk pergi ke kampusku di Jalan Ujungpandang Nomor 7.
Perjalanan saya terbilang singkat hingga sampailah di jalan poros untuk menggunakan angkutan umum.
Saat berada di angkutan umum, pasti saya akan bertemu dengan beberapa orang yang saya tida pernah kenal. Jadi wajar bila suasananya pun terasa canggung. Namun ada juga penumpang yang memiliki jiwa supel sehingga membuat suasana canggung itu pun berubah.
Walaupun itu tidak bertahan lama tetapi itu sangat membantu agar perjalanan ini tidak terasa membosankan.
Di perjalanan pun sering sekali terkendala karena macet. Entah itu lampu merah atau parkir liar.
Setelah perjalanan yang tidak cukup lama itu turunlah saya dari angkutan umum tersebut.
Begitu langkah kaki pertama saya turunkan dari angkutan umum, saya langsung disambut panasnya sinar matahari dan juga keramaian kendaraan yang lalu lalang di jalanan.
Saya masih harus berjalan kaki lagi menuju ke kampus.
Tanpa berlama-lama lagi dengan melawan rasa malas, saya pun berjalan menuju ke kampus diiringi bunyi klakson kendaraan di sekitar saya.
Tak terasa sampailah saya di kampus dan tanpa berpikir panjang saya pun langsung masuk ke dalam kampus.
Saya mengambil posisi duduk di depan untuk mengikuti kegiatan Workshop Menulis Kreatif Fiksi dan Non Fiksi. Temanya, "Menulis Sebagai Eksistensi dan Legacy".
Ada dua pemateri yang akan berbagi pengalaman dan ilmunya, yakni Bapak Rusdin Tompo dan Bapak Maysir Yulanwar. Keduanya penulis berpengalaman yang tergabung dalam SATUPENA Sulawesi Selatan. (*)