• Jelajahi

    Copyright © Tebar News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Sports

    Toko Refill Bulukumba Kurangi Sampah Sachet Sebanyak 21 Ribu Kemasan

    Redaksi Tebarnews
    09/07/2025, 2:52 PM WIB Last Updated 2025-07-09T06:53:25Z

     

    Foto: ist


    Indonesia menghasilkan jumlah sampah yang sangat yg besar setiap tahunnya, mencapai 18 juta ton sampah pada 2023. Sementara negara ini telah mengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah padat yang jumlahnya signifikan masih mencemari tanah dan badan air. Hampir sepertiga sampah padat Indonesia tidak terkelola, sebagian karena meluasnya penggunaan sachet sekali pakai untuk produk sehari-hari seperti kopi, bumbu, dan shampo. Perusahaan-perusahaan terkemuka sangat bergantung pada kemasan seperti itu, yang menyebabkan keberadaan sachet bisa di jumpai di daerah pesisir, sungai, dan bahkan lingkungan pedalaman. 


    Audit merk yang dilakukan di berbagai provinsi oleh Ecoton mengidentifikasi produk-produk perusahaan ini sebagai kontributor utama polusi plastik, terutama di daerah-daerah yang tidak memiliki infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai. Berdasarkan audit merk tim ekspedisi sungai nusantara di 36 lokasi yang tersebar di 11 provinsi, lima merek menyumbang lebih dari 30% pencemaran teridentifikasi seperti perusahaan Wings, Salim Group, Mayora, Unilever, dan PT Santos Jaya Abadi. Selain itu, produk mereka juga ditemukan di semua lokasi audit merek di Indonesia. 


    Banyak daerah tidak memiliki fasilitas penting seperti tempat pembuangan akhir (TPA) atau angka pelayanan sampah masih sangat rendah yang menyebabkan faktor-faktor seperti kebocoran sampah, pembakaran terbuka, dan pembuangan ke Sungai masih terjadi. 


    Alaika Rahmatullah, Manager Kampanye Ecoton mengatakan, dalam audit merk terbaru yang dilakukan di 36 lokasi di Indonesia dengan melibatkan 476 relawan, ditemukan 9.698 potong sampah plastik sachet dari 1.212 merek berbeda. Audit ini mengidentifikasi lima produsen utama penyumbang polusi sachet: Wings Group (1.251) sampah sachet, Salim Group (672), Mayora Indah (629), Unilever(603), PT. Santos Jaya Abadi  (454).


    Tanggung jawab produsen atas sampah dan secara khusus tentang saset tercantum dalam peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 75 tahun 2019 tentang peta jalan pengurangan sampah oleh produsen. Mewajibkan produsen salah satunya manufaktur untuk membuat peta jalan pengurangan sampah dari kemasannya sebesar 30%. Sementara itu, dalam UU No.18 Tahun 2008, produsen juga bertanggung jawab terhadap kebocoran sampah di lingkungan melalui mekanisme EPR”. 


    "Angka-angka ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar masih mengandalkan kemasan sekali pakai untuk distribusi massal, tanpa menyediakan skema pengambilan kembali (take-back system) yang bertanggung jawab", ungkap Alaika.


    Siti Nur Aisyah Basri, Pengelola Toko Refill Lestari Desa Anrang menceritakan jika awalnya tidak menyangka dari kegiatan toko refill yang di lakukan sejak bulan Januari 2025, ternyata bisa ikut berkontribusi mengurangi sampah sachet sebanyak 4.190 kemasan. Pengurangan kemasan sachet yang di lakukan toko refill lestari yang di kelola Komunitas Masyarakat Peduli Sungai ini dari tidak d sediakannya kemasan sachet dalam penjulan sabun cuci, melainkan pembeli bisa membawa wadah sendiri ketika belanja. Saat ini toko refill lestari sudah memiliki 75 pelanggan tetap yang membeli produknya. 


    Nur aisyah mengatakan jika toko refill bukan hanya sebagai tempat berjualan, melainkan juga untuk mengedukasi masyarakat mengurangi penggunaan sachet. “Ini kan dimulai dari langkah yang kecil, ternyata dari langkah yang kecil ini bisa berdampak besar, apalagi kalau kita bisa membuat langkah yang besar, pasti hasilnya akan jauh lebih besar. Jadi harus lebih bersemangat untuk mengembangkan Refill di Bulukumba supaya penggunaan sachet bisa berkurang dan gerakan refill ini bisa menjadi kontribusi yang baik bagi lingkungan di Bulukumba”, tutup Nur Aisyah Basri.


    Firly Mas’ulatul Janah dari ecoton mengatakan jika saat ini di bulukumba sudah ada 6 penggerak green Business yang fokus di penjualan sabun tanpa sachet atau Refill yang di inisiasi oleh Ecoton dan bekerjasama dengan DLHK Bukukumba. Selama 6 bulan terkahir kami menghitung sudah ada 233 pelanggaan di Kabupaten bulukumba yang rutin belanja Refill di toko jaringan komunitas. Setidaknya sudah ada 21.000 kemasan yang bisa kita kurangi untuk tidak menjadi beban bagi lingkungan.


    Filry berharap ada banyak toko refill yang bisa kita bangun bersama komunitas dan berjejaring di Bulukumba. Selain kegiatan ini bisa menjadi alternatif gerakan pengurangan sampah sachet, toko refill juga bisa menjadi sebuah bisnis yang ramah lingkungan. Namun firly juga menekankan terhadap perusahaan untuk mendukung kegiatan Refill Komunitas dengan menyediakan produknya dalam bentuk curah, sehingga pasar Refill bisa menjangkau banyak masyarakat. 


    Firly menjelaskan kenapa pengurangan sampah sachet perlu dilakukan, karena saat ini pencemaran mikroplastik sudah banyak di temukan di lingkungan kita, termasuk di Air sungai, Ikan dan Rumput yang ada di Bulukumba. Ikan kareppe, merupakan salah satu jenis ikan lokal di sungai Bulukumba yang banyak di konsumsi oleh masyarakat, telah ditemukan kandungan mikroplastik dalam lambungnya. Bagi ikan, mikroplastik yang masuk ke tubuh akan mempengaruhi sistem reproduksi yang bisa menyebabkan kepunahan bagi ikan lokal sungai bulukumba. Penemuan mikroplastik pada ikan dan rumput laut di sungai dan pantai bulukumba menjadi bukti seriusnya pencemaran sampah plastik. Tambah Firly.


    Dampak pada manusia ketika manusia mengonsumsi ikan atau rumput laut yang telah terkontaminasi mikroplastik, partikel plastik dan zat kimia berbahaya yang menempel di permukaannya, seperti logam berat, pestisida, dan senyawa pengganggu hormon (endocrine disrupting chemicals seperti BPA, ftalat) berpotensi masuk ke dalam tubuh manusia. "Akumulasi mikroplastik dan zat toksik tersebut dalam jangka panjang dapat memicu gangguan hormon (endokrin),  meningkatkan risiko gangguan metabolisme, berkontribusi terhadap peradangan kronis, serta berpotensi mempengaruhi fungsi organ vital seperti hati, ginjal, sistem saraf, dan sistem reproduksi", tutup Firly.


    Sebelumnya, Aliansi Komunitas Sungai  (AKSI) Bulukumba melakukan Brand Audit sampah yang ada di 3 Sungai Bulukumba (Balantieng, Bijawang dan Bialo) dalam peringatan hari lingkungan hidup, 5 Juni 2025. Dalam temuan Aksi Bulukumba ketika melakukan Brand Audit menemukan 5 merk terbanyak yang terdiri dari Wings, Indofood, Mayora, PT Mandiri Investama Sejati, dan PT Santos Jaya Abadi.**

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini