DPP Garuda Asta Cita Nusantara (GAN) menyikapi positif kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dinilai berjalan sangat gemilang dan telah mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Demikian dikemukakan Ketua Umum DPP GAN, Muhammad Burhanuddin, didampingi Sekjen DPP GAN, Erlambang Trisaksi, diJakarta, Sabtu, 28 Juni 2025
Capaian itu, kata Muhammad Burhanuddin, setelah kunjungan Presiden Prabowo ke berbagai negara yang menghasilkan kesepakatan dengan sejumlah negara tersebut. Juga kebijakan luar negeri Indonesia yang dinilai berdampak sangat signifikan.
GAN mencatat sejumlah kebijakan luar negeri yang dijalankan Prabowo, termasuk Memorandum of Understanding (MoU) dengan negara-negara.
Antara lain, kesepakatan strategis Indonesia dan Tiongkok pada November 2024. Pada waktu itu ada komitmen investasi sebesar Rp157 triliun.
Indonesia dan negara tirai bambu ini menandatangani beberapa nota kesepahaman yang mencakup sektor-sektor seperti energi terbarukan, teknologi, dan infrastruktur. Selain itu, kedua negara telah sepakat untuk memperkuat kerja sama maritim dan keamanan.
Dengan negara adidaya Amerika Serikat, pada bulan November 2024. Indonesia dengan negara Paman Sam fokus pada peningkatan kerja sama pertahanan dan keamanan, termasuk pelaksanaan latihan militer bersama. Selain itu, kedua negara juga menandatangani MoU 5 tahun untuk memperkuat kerja sama di bidang kesehatan.
Presiden Prabowo, pada November 2024, berkunjung ke Peru. Di negara itu, tercapai komitmen penyelesaian Indonesia-Peru
Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA), serta perluasan akses pasar dan investasi untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan budaya.
Dalam KTT G20 Brasil, pada November 2024, guna Mendorong Kolaborasi Global, Indonesia dan Brasil menyepakati kerja sama lintas sektor senilai Rp44,4 triliun. Penandatanganan disaksikan Presiden Prabowo dalam Indonesia-Brazil Business Forum sebagai bagian dari kontribusi aktif Indonesia dalam kerja sama ekonomi global.
Indonesia dan Britania Raya juga melakukan peningkatan kerja sama pendidikan tinggi, teknologi hijau, dan kemitraan kesehatan publik, dengan nilai investasi mencapai Rp135 triliun. Peristiwa penting ini terjadi pada 20-22 November 2024.
Di tengah ketegangan geopolitik global, Presiden Prabowo melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA) pada tanggal 23 November 2024. Kunjungan kenegaraan ini memperlihatkan peran Indonesia sebagai penghubung antara Timur Tengah dan Asia Tenggara.
Investasi yang difokuskan pada sektor pariwisata dan energi terbarukan dari dana Sovereign Wealth Fund (SWF) UEA mendukung pengembangan infrastruktur besar yang menopang ketahanan ekonomi jangka panjang, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat investasi regional.
Dengan Mesir, yang punya pengaruh besar di dunia Arab, juga mencatat perkembangan yang menggembirakan. Selama periode Desember 2024 dan April 2025. Mesir menjadi mitra kunci Indonesia dalam membangun diplomasi budaya dan pendidikan Islam. Kerja sama ini berfokus pada penguatan jaringan pendidikan tinggi berbasis Islam dan membuka peluang untuk memperluas pasar ekspor produk-produk Indonesia ke wilayah Timur Tengah.
Dengan negeri jiran Malaysia, Indonesia juga mengadakan kesepakatan bersama pada Januari dan April 2025, yang membahas beberapa isu strategis, termasuk dampak kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap negara-negara ASEAN, serta upaya kemanusiaan bersama untuk membantu korban gempa di Myanmar.
Masih di bulan Januari 2025, dalam lawatan sebagai tamu kehormatan di Hari Republik India, Presiden Prabowo menghadiri penandatanganan MoU yang akan memfasilitasi pertumbuhan sektor kesehatan dan maritim Indonesia. Ini juga menandai penguatan hubungan di sektor industri pertahanan dengan teknologi terbaru yang mendukung kemandirian pertahanan Indonesia.
Selanjutnya, dalam cermatan GAN, dalam kunjungan ke Turki, pada 9-11 April 2025, Prabowo menyampaikan pidato kenegaraan di Parlemen Turki. Presiden Prabowo, dianggap telah membawa Indonesia semakin dekat dengan pemimpin dunia Islam.
Apalagi Turki memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut, dan menjadi partner strategis dalam diplomasi Palestina, sambil memperkuat aliansi dalam industri pertahanan, seperti drone dan kapal cepat.
Dalam kaitan Indonesia - Qatar, yang momennya terjadi di bulan April 2025, terdapat investasi sebesar USD 2 miliar yang dialokasikan untuk sektor perumahan dan energi oleh Qatar Investment Authority (QIA).
Hal ini, kata alumni Fakultas Hukum UNHAS yang berprofesi sebagai pengacara tersebut, menunjukkan komitmen negara-negara Teluk untuk berkontribusi pada pembangunan infrastruktur Indonesia yang ramah lingkungan dan berbasis energi terbarukan.
"Komitmen ini semakin memperkaya jaringan Indonesia dalam pengembangan energi bersih," katanya.
Saat kunjungan ke Yordania, pada 13-14 April 2025, dilakukan MoU terkait sektor pendidikan, sains, dan teknologi. MoU ini akan mendorong pertukaran pengetahuan di bidang pertahanan, agrikultur, dan pendidikan Islam.
Disebutkan bahwa posisi Yordania sebagai jembatan antara dunia Arab dan Barat menjadikan kerja sama ini strategis dalam memperkuat diplomasi Indonesia di dunia Arab.
Di Brunei Darussalam, pada tanggal 14 Mei 2025, Presiden Prabowo Subianto menerima anugerah gelar kehormatan "Family Order of Laila Utama" oleh Sultan Brunei. Penghargaan ini menegaskan eratnya hubungan bilateral Indonesia-Brunei dalam memperkuat diplomasi budaya Melayu dan kerjasama pertahanan di kawasan.
Indonesia dan Brunei juga berkomitmen untuk memperkuat stabilitas politik dan ekonomi kawasan ASEAN melalui kerja sama yang lebih erat.
Kunjungan ke negaraan berikutnya di Thailand, pada 17-19 Mei 2025. Di negeri gajah putih itu, Indonesia dan Thailand sepakat untuk mengintensifkan upaya pemberantasan kejahatan transnasional. Khususnya penipuan daring, perdagangan manusia, dan perdagangan narkoba.
Juga potensi peningkatan kerja sama keamanan, termasuk kemitraan dalam industri pertahanan serta pelaksanaan latihan militer gabungan.
Ketika pelaksanaan KTT ASEAN di Malaysia, pada 26-27 Mei 2025, ditegaskan pentingnya solidaritas kawasan dalam merespons kebijakan tarif AS agar kesepakatan bilateral tidak merugikan negara anggota.
KTT juga menyoroti komitmen bersama menghadapi ancaman Laut Cina Selatan, terorisme, dan pentingnya integrasi kawasan di tengah tantangan global.
Dalam hubungan Indonesia - Prancis, yang terjadi di bulan Mei 2025, kedua negara menandatangani 27 nota kesepahaman senilai sekira USD 11 miliar atau setara Rp178 triliun. MoU itu mencakup bidang pertahanan, investasi, energi hijau, pariwisata, dan kebudayaan.
Indonesia dan Prancis juga menyepakati Joint Vision 2050 sebagai landasan kerja sama jangka panjang menuju 100 tahun hubungan diplomatik.
Pada Juni 2025, Indonesia dan Singapura menandatangani 19 nota kesepahaman strategis yang mencakup sektor pertahanan, ekonomi, ketenagakerjaan, ketahanan pangan, transportasi, energi hijau, konektivitas, serta kerja sama hukum dan pendidikan. MoU itu sebagai bagian dari upaya memperkuat kemitraan strategis bilateral Indonesia-Singapura.
Selanjutnya, pada tanggal 18-19 Juni 2025, Presiden Prabowo melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia. Di negara ini, dicapai kesepakatan senilai €2 miliar dan dukungan terhadap keanggotaan Indonesia di BRICS.
Kunjungan ke Rusia ini, memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan penyeimbang global.
Fokus kerja sama kedua negara mencakup pendidikan, pertahanan, dan transformasi energi. Kerja sama dengan Rusia juga mencakup sektor pertahanan, pendidikan, dan hilirisasi mineral yang akan membuka peluang baru untuk Indonesia dalam meraih kemandirian teknologi dan energi, serta memperkuat posisi Indonesia di BRICS.
Menurut DPP GAN, kesepakatan yang telah dihasilkan oleh RI dengan negara sahabat tersebut diharapkan akan terus mendorong dan menciptakan stabilitas di kawasan regional dan global demi terciptanya perdamaian dunia.
DPP GAN, kata Muhammad Burhanuddin, juga berharap Indonesia menjadi kekuatan baru untuk terus menggelorakan semangat perdamaian di tengah situasi dunia yang tidak menentu dengan terjadinya peperangan diberbagai negara.
"Presiden Prabowo dengan semangat yang luar biasa telah mendedikasikan dirinya berbuat yang terbaik, tidak hanya untuk kepentingan bangsa Indonesia tetapi juga untuk kepentingan perdamaian di seluruh dunia," pungkasnya. (ril*)