• Jelajahi

    Copyright © Tebar News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Sports

    SD Negeri Parinring Makassar Implementasikan Semangat SAPTA di Hari Lingkungan Hidup

    Redaksi Tebarnews
    11/06/2025, 9:18 PM WIB Last Updated 2025-06-11T13:18:39Z

     

    Murid-murid SDN Parinring, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, kerja bakti dan kampanye Stop Sampah Plastik dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia. (Dok. Tebarnews.com)


    SD Negeri Parinring, Kecamatan Manggala, Kota Makassar terus mengedukasi murid-muridnya agar berkarakter cinta lingkungan. Sekolah ini memang tengah menuju sekolah Adiwiyata Nasional dan punya program inovasi terkait lingkungan.


    Aktivitas yang dilakukan murid-murid bersama guru itu, divideokan dan diposting di akun Facebook dan Instagram SD Negeri Parinring.


    Tahun ini, SD Negeri Parinring mengembangkan program inovasi SAPTA, akronim dari siswa pelopor Adiwiyata. Sebelumnya, sekolah yang berada di Jalan Tamangapa Raya 5 ini punya inovasi bernama Eko-Skul atau ekosistem sekolah kelola daur ulang.


    "Kami terus menanamkan cinta lingkungan kepada anak-anak. Misalnya pada momen peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, anak-anak kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dari sampah plastik," jelas Kepala UPT SPF SD Negeri Parinring, Andi Etty Cahyani, S.Pd, M.Pd, Selasa, 10 Juni 2025.


    Menurut Andi Etty Cahyani, peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang jatuh pada tanggal 5 Juni, merupakan momen yang tepat untuk senantiasa mengingatkan anak-anak menjaga lingkungan sekitarnya.


    Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini adalah "Hentikan Polusi Plastik" (Ending Plastic Pollution). Tema ini sesuai arahan UNEP (The United Nations  Environment Programme) dan target nasional untuk bersama-sama mengatasi krisis sampah plastik yang semakin mendesak.


    Andi Etty Cahyani menambahkan, supaya edukasi lingkungan lebih terstruktur dan sistematis maka program inovasi SAPTA dikembangkan di sekolahnya.


    SAPTA merupakan inovasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip perlindungan anak, terutama partisipasi anak, sesuai usia dan kematangannya. Partisipasi anak ini juga menjadi syarat pelaksanaan Sekolah Ramah Anak (SRA).


    SAPTA, lanjut Andi Etty Cahyani, mengakui pelibatan dan kemampuan anak berkontribusi dalam program-program sekolah. 


    Anak-anak bisa terlibat langsung dalam kegiatan sekolah Adiwiyata, baik dalam hal menanam dan merawat tanaman mapun melakukan edukasi kepada teman-temannya melalui pendekatan peer education.


    "SAPTA juga berarti 7, yang dapat dikaitkan dengan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, berupa bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat," pungkasnya. (rt*)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini